Sabtu, 12 September 2015

political effect of sosial media


pemanfaatan situs/media sosial untuk kepentingan politik/kampanye. Mediasosial, dalam hal ini Facebook, telah menjadi media yang efektif dalam proses komunikasi dan kampanye politik. Visimisi, ide, gagasan, dan opini adalah informasi-informasi dominan dalam media sosial bagi proses tersebut. Media sosial telah mengubah cara orang dalam mengkomunikasikan sebuah ide dan gagasan. Media tradisional, sebagai contoh surat kabar, majalah,televisi, dan radio, memberikan informasi ke public dalam bentuk satu arah komunikasi. Fenomena ini berbeda dengan media sosial, dimana media sosial telah merevolusi cara berbagi ide dan informasi dengan jalan berbagi dalam komunitas dan jaringan online. Mediasosial telah merambah pada hampir semua komunitas di masyarakat, termasuk didalamnya para pelaku politik.Komunikasi politik adalah sebuah public sphere. Suatu tempat dimana para anggota komunitas dapat secara kolektif membentuk pendapat umum dalam satu lingkungan. Komunikasi politik yang baik membutuhkan partisipasi dari aktor politik, media, dan publik.Para pelaku politik harus dapat menyampaikan pesan mereka kepada pendukungnya baik secaralangsung maupun lewat perantara. Dalam hal ini,internet telah menjadi perantara dan wadah yang baik bagi proses komunikasi dan kampanye politik.Jenis situs atau media sosial yang banyak dimanfaatkan bagi proses komunikasi dan kampanye politik adalah Facebook. Facebook dipilih karena beberapa faktor yaitu faktor komunitas, fitur, komunikasi politik antar anggota, komunikasi politik antar anggota dengan politisi, dan faktor mobilisasi.Informasi-informasi yang ditanam dalam Facebook sebagai media sosial dalam proses komunikasi dan kampanye politik adalah informasi pribadi dari pelaku politik, ide gagasan, serta visimisinya. Informasi lain yang paling utama dan dominan adalah opini. Sebagai sarana komunikasi dan kampanye politik, politikus dapat menggunakan Facebook untuk berkomunikasi dua arah dengan para pendukungnya,yang pada ujung-ujungnya membentuk berbagai opini.Opini-opini inilah yang diolah dan dimanfaatkan bagi pelaku politik dan timnya dalam mendulang suara dari masyarakat luas.Kombinasi berbagai fitur atau fasilitas-fasilitas merupakan faktor yang menyebabkan media sosial Facebook efektif sebagai media komunikasi dan kampanye politik dalam meraih dukungan public.
Media sosial, dalam hal ini Facebook, telah menjadi media yang efektif bagi pelaku politik dalam proses komunikasi dan kampanye politik. Dengan media sosial, pelaku politik mampu membangun komunikasi politik dengan para pendukungnya,membentuk opini, dan memobilisasi dukungan.Pemanfaatan media sosial juga telah meningkatkan modal sosial bagi pelaku politik berupa jaringan, kepercayaan sosial, ikatan politik, serta partisipasi dan kepuasan masyarakat.Komunikasi dan kampanye politik dalam media sosial secara positif dan sehat akan menjadi modal berharga dalam membentuk kedewasaan politik bangsa, menuju sebuah masyarakat madani

positif effect of sosial media


Di era globalisasi seperti sekarang siapa yang tidak kenal social media atau sering disebut jejaring social. Bukan hanya orang dewasa saja yang menggunakan soaial media, bahkan pelajar dan anak-anak belum cukup umur sudah tidak asing lagi dengan social media yang sekarang sedang bekembang. Mulai dari friendster, kemudian facebook, twitter, skype, foursquare, whats up, line, path, instagram, dan masinh banyak lagi. Social media menjadi tempat bergaul yang mudah dan murah serta tidak membutuhkan banyak waktu dalam penggunaannya. Meski banyak penyalahgunaan atau dampak negative yang disebabkan oleh social media. Namun, banyak tersimpan dampak positif dari penggunaan social media tersebut. Antara lain :
v  Saling bersilahturahmi
Dalam hal bersilaturahim, penggunaan media sosial ini sangat cocok untuk dapat berinteraksi dengan orang yang berjauhan tempat tinggalnya, misalnya berbeda kota, pulau, bahkan Negara. Untuk menghimpun keluarga, saudara, kerabat yang tersebar, dengan jejaring sosial ini sangat bermanfaat dan berperan untuk mempertemukan kembali keluarga atau kerabat yang jauh dan sudah lama tidak bertemu, kemudian lewat dunia maya hal itu bisa dilakukan
v  Mengakrabkan hubungan pertemanan
Media sosial akan mengakrabkan suatu pertemanan, kala seseorang malu bertanya di dunia nyata, maka kebiasaan orang yang malu berkomunikasi di dunia nyata mereka akan mencoba untuk kenal lebih dekat melalui sosial media, karena disana mereka akan saling berbagi tentang hobi mereka, kegiatan, ataupun hal lainnya yang dapat membuat hubungan pertemanan mereka menjadi lebih akrab
v  Sarana belajar
Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial. Pengguna daapat belajar bagaimana cara beradaptasi,bersosialisai dengan publik dan mengelola jaringan pertemanan Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati
v  Sebagai media bisnis
Sebagai media promosi dalam bisnis. Hal ini memungkinkan para pengusaha kecil dapat mempromosikan produk dan jasanya tanpa mengeluarkan banyak biaya.
v  Ruang untuk berkomunikasi positif
Internet sebagai media komunikasi, setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia
v  Menyediakan informasi yang tepat dan akurat
Sebagai media penyebaran informasi. Informasi yang up to date sangat mudah menyebar melalui situs jejaring sosial. Hanya dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi tersebut. Informasi dapat kita peroleh dari sosial media, baik itu informasi perguruan tinggi, lowongan kerja, ataupun beasiswa. Selain itu, pada saat ini bermunculan juga instansi-instansi pemerintahan yang mulai bersosialisasi lewat sosial media, sehingga informasi seputar pemerintahan pun dapat kita ketahui lewat sosial media.
v  Menambah wawasan dan pengetahuan
Akhir-akhir ini banyak akun sosial media yang selalu membagi wawasan dan pengetahuan, hal ini sangat menarik karena kita dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara praktis. Penyajian wawasan dan pengetahuan pun bisa didapatkan ketika ada akun sosial media yang berbagi ilmunya tentang bidang ilmu tertentu secara khusus, bahkan disampaikannya dapat oleh dosen suatu perguruan tinggi misalnya.
v  Media pertukaran data.
Dengan menggunakan jaringan situs-situs web para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.

effect of interpersonal relationship


Pada era globalisasi ini mayoritas orang mempunyai account di media sosial. Seperti facebook, twitter, instagram, path dan masih banyak lagi. Pengguna Internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang, dari angka tersebut 95% menggunakan internet untuk mengakses jejaring social (Media Pewarta Teknologi Informasi Indonesia, 2013). Menurut Selamatta Sembiring,jejaring sosial yang sering diakses masyarakat Indonesia yaitu Facebook dan Twitter,  sehingga Indonesia mendapatkan peringkat ke Empat pengguna internet terbesar setelah USA, Brasil, dan India  (Media Pewarta Teknologi Informasi Indonesia, 2013).
Uraian tersebut dapat membawa dampak positif serta negatif bagi masyarakat Indonesia. Banyak penelitian yang mengungkapkan berbagai dampak negatif dan positif bagi penggunanya. Secara umum dampak negatif dari media sosial antara lain menimbulkan efek ketergantungan. Secara tidak langsung kita dituntut untuk meluangkan waktu yang lebih, bahkan terkadang kita bisa menghabiskan waktu serta menimbulkan rawan pencurian data pribadi dengan adanya hacker.
Selain itu terdapat dampak positif antara lain memudahkan pengguna membentuk jaringan sosial. Misalnya, bisa berinteraksi dengan teman lama yang jauh atau teman yang saat ini tanpa ada batasan jarak dan waktu, meskipun tidak bertatap muka secara langsung. Bahkan kita dapat berinteraksi dengan orang yang belum pernah berjumpa namun dipertemukan pada jejaring sosial.  Selain itu media sosial dapat digenakan untuk mempromosikan barang yang dijual atau bidang jasa lainnya dan lain sebagainya.
Menurut Dir Reskrimsus Subdit Mondev unit cybercrime Polda Jatim,tahun 2012 hingga bulan Mei tercatat 15 kasus di Jatim. Ke-15 kasus itu yang paling menonjol adalah kasus penipuan belanja online dan penghinaan melalui sosial media Facebook (FB). Sementara kasus lainnya berupa kesusilaan, pengancaman serta hacker (Khariri, 2013).
Tak ada yang salah memang jika orang Indonesia konsumtif terhadap jejaring sosial. Yang menjadi problem adalah perubahan gaya komunikasi dan karakter masyarakat yang berkembang ke arah narsis dan alay, bukan komunikasi yang edukatif dan informatif.  Kini jejaring sosial lebih menjadi suatu media/alat untuk mencari popularitas dan eksistensi belaka.
Berbagai status dan twit alay menghiasi timeline setiap waktu. Mulai dari yang penting sampai yang sama sekali tidak penting. Diskusi-diskusi di forum online dengan komentar-komentar sarkastik juga kerap menghiasi jejaring sosial. Kalimat-kalimat satir pun bertebaran bebas di sosial media bahkan kadang mengundang kontroversi.
Ada satu fenomena unik yang bisa diamati disini, yaitu kebebasan berbicara. Mereka yang di dunia nyata takut berpendapat seakan mendapat ruang untuk berekspresi lewat jejaring sosial. Tapi di sisi lain, karena terlalu bebasnya berekspresi sampai-sampai orang lupa etika berpendapat. Kata-kata bullying tak jarang muncul menghiasi kolom komentar di sebuah forum online. Tanpa basa-basi dan memperhitungkan dampak negatif dari pendapat sarkastik tersebut.
Ketika di facebook banyak orang yang berani berbicara, mengomentari status secara frontal. Bahkan pada saat di sosial media orang tersebut bisa dibilang cukup asyik. Namun pada dunia yang sebenarnya, apabila dalam berdiskusi tidak berani megemukakan pendapat. Orang tersebut cenderung pasif.
Ketika seseorang asyik mengobrol dengan temannya di facebook, meskipun belum pernah bertemu didunia nyata, orang tersebut merasa dekat dengan lawan bicaranya karena mereka merasa ada kecocokan dalam berbicara. Maka pada suatu ketika orang tersebut akan menjalin hubungan yang lebih lanjut dengan ingin bertemu langsung.