Kamis, 29 September 2016

Kulliah Lapangan dan Holiday

Kamis, 22 september 2016 saya dan teman-teman Komunikasi Massa B melaksanakan Kuliah Lapangan di Harian Kedaulatan Rakyat Jogjakarta. Pada hari itu kami berangkat Pukul 07.30, molor dari jadwal yang sudah ditentukan.
Kedaulatan Rakyat merupakan sebuah industri media yang berada di Yogyakarta. Industri ini bergerak pada bidang informasi atau berita khususnya yang berkaitan dengan Kota Yogyakarta. Di bawah Naungan PT.BP. Kedaulatan Rakyat Group, Kedaulatan Rakyat memiliki berbagai media diantaranya media cetak dan media online sebagai sarana informasi berita.
Kedaulatan Rakyat memiliki berbagai konten berita yang terdiri dari Yogyakarta, Jawa Tengah ,Nasional, Internasional, Eksbis, Pendidikan, Sport, Lifestyle, wisata , Teknologi dan konten konsultasi penanggalan. Berita yang diberitakan oleh Kedaulatan Rakyat bersifat up to date selama 24 jam sehingga pembaca dapat mengakses berita kapan saja.
Kedaulatan Rakyat merupakan Industri media yang telah dikenal oleh berbagai kalangan masyarakat di Yogyakarta. Hal tersebut dikarenakan Kedaulatan Rakyat sudah ada sejak lama seiring dengan perkembangan Kota Yogyakarta.
Kuliah Lapangan Kami tidak memakan waktu lama, hanya satu jam itu terbagi menjadi dua sesi yaitu dikusi teori dan proktek melihat mesin cetak yang digunakan harian kedaulatan rakyat dalam produksi koran.
Karena sisa waktu masih panjang, kami memutuskan untuk berjalan-jalan di Malioboro. Kamipun melanjutkan perjalanan kami, menuju malioboro. Sebelum jalan-jalan kami menyempatkan untuk makas siang terlebih dahulu, untuk mengisi energi kami sebelum melakukan olahraga kaki. setelah selesai makan siang kami ulai berpisah dan berjalan sesuai dengan keinginan kami, sebelumnya kami menentukan waktu untuk berkumpul terlebih dahulu. Kami berjalan menyusuru Malioboro ditengah hari. Perjalanan ini sangat kami manfaatkan karena mengingat jarangnya kami memiliki waktu untuk bersama. Ditengan perjalanan kami, rintik hujan mulai turun tak begitu lebat namun sempat membuat beberapa pedagang berlarian mencari tempat berteduh dan menutup dagangan mereka. Waktu berlalu begitu cepat, sudah saatnya kami untuk kembali keparkiran dan melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Solo. saat perjalanan ke Solo kami ditemani hujan yang cukup lebat.

festival payung "sky umbrella, exploring indonesia"

Festival Payung Indonesia (FPI) 2016, kembali diadakan dan bertempat di Taman Balekambang, Solo, Jawa Tengah, dengan tema sky umbrella exploring indonesia. Dilakukan di Taman Balekambang Solo karena taman ini memiliki nilai sejarah bagi Kota Surakarta. Di event Festival Payung 2016 ini nanti juga ada Pasar Payung sebagai bagian inti acara. Pagelaran payung jadi pertunjukan utama karena nilai historisnya bagi masyarakat Solo. FPI 2016 akan menghadirkan Karnaval Payung, Solo Dance Festival, Pentas Tari Payung, Fashion Show Payung, pameran dan lomba foto. Selain itu, terdapat pula workshop dan melukis payung, sarasehan dan refleksi, serta Workshop World Culture Forum.

Panitia juga menyiapkan sejumlah kerajinan payung dari negara-negara di Asia seperti Kamboja, Thailand, Jepang, Tiongkok, dan negara lainnya. Lewat even ini masyarakat bisa melihat seperti apa kerajinan payung dari negara Kamboja, Thailand, Tiongkok, Jepang, dan lain sebagainya.

Uniknya, lebih mengeksplorasi sajian kesenian, seperti menampilkan ragam corak batik Solo yang indah. Acara Festival Payung diselenggarakan setiap hari pada tanggal 23-25 September dimulai pukul 09.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Festival Payung 2016 akan mempertemukan pelaku industri kreatif payung Indonesia. Selain itu, akan ada penggiat pelaku seni karnaval dan masyarakat yang ingin melestarikan kerajinan payung di Tanah Air.





Kamis, 08 September 2016

pakpung umbul manten



Umbul kemanten merupakan salah satu obyek wisata yang mulai dilirik oleh para wisatawan, obyek wisata air yang terletak di desa Sidowayah, polanharjo, tulung, kabupaten Klaten ini menawarkan kemurnian air yang berasal dari mata air pegununngan, selain itu umbul yang resmi dibuka pada tanggal 28 juni 2012 ini juga meawarkan pemandangan pedesaan lengkap dengan udaranya yang sejuk ala pegunungan. Pada awalnya belum banyak yang mengetahui keberadaan umbul manten ini, sehingga digunakan untuk tempat pelarian anak-anak sekolah membolos dan minum-minuman keras. Akhirnya warga sekitar mulai terganggu degan kagiatan itu dan mendapat teguran dari FPI.

Berawal dari situ warga mulai berfikir agar kejadian tersebut tidak terulag kembali, akhirnya umbul tersebut diggunakan untuk arena outbound pendidikan taman kanak-kanak dan belum dipunggut biaya restribusi. Berawal dari situ warga mulai sadar akan potesi umbul temantn ini dan mulai mengelola umbul dengan serius dengan mulai menarik biaya restribusi kepada setiap penggunjung. Melihat potensi yang bagus untuk kedepannya pemerintah kabupaten ingin mnegambil alih pengelolaan umbul temanten ini, namun tidak mendapat persetujuan dari warga, karena ini merupakan aset desa yang dapat menunjang perekonomian dan pembangunan warga desa, karena jika dimabil oleh pemerintah daerah juga akan merbag sistem irigasi petani desa, perikanan, serta air minum.

“dulu mau dimintak perda, tapi sama warga gak dibolehin. Karena ini aset desa untuk pembanguna desa, kalau dimabil perdakan sistem irigasinya dirubah. Karena air yang terbuang itu masuk irigasi dan perikanan dan yang dikotak untuk air minum”. Ujar Priyono pengelola umbul manten

Umbul maten pun dikelola warga selama delapan tahun hingga pada awal tahun 2016 dikelola oleh keluahan menjadi BUMDES (Badan Usaha Milik Desa). Barulah setelah dikelola oleh BUMDES umbul maten mulai melakukan relokasi, mulai dari penambahan kolam dan perbaikan fasilitas dari kamar ganti, toilet, mushola, dan beberapa warung makan. Dalam pengelolaannya BUMDES tetap melibatkan warga desa, seperti halnya dalam pengelolaan restribusi yang dipercayakan kepada warga desa.



Namun, seiring mulai dikenalnya umbul manten terdapat masalah lain untuk pembangunan kedepannya mengingat umbul manten tidak memiliki wilayah yang cukup karena letaknya yang berada diperbatasan kecamatan dan kelurahan serta diapit umbul pelem. “kan masalahnya umbul manten ini gak punya wilayah, yang dipondasi itukan punya umbul manten. Na yang saya pakek buat jualan ini sudah milik umbul pelem.” Kata Priyono, meskipun demikian warga desa tetap memaksimalkan potensi yang ada di umbul manten.