Minggu, 15 Juli 2018

script

Visual
Audio
Bumper in
Instrument
Opening dan judul, tugu selamat datang kota klaten
Instrument, Klaten / merupakan Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah / terletak di antara dua kota besar yakni Yogyakarta dan Solo // Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi tiga dataran / yakni Sebelah Utara Dataran Lereng Gunung Merapi / Sebelah Timur Membujur Dataran Rendah / Sebelah Selatan Dataran Gunung Kapur //
Icon kec. Tulung, umbul ponggok, pesawat teater
Instrument,  Kecamatan Tulung / merupakan sebuah Kecamatan yang terletak di Kabupaten Klaten // Kecamatan Tulung berada di bagian Utara wilayah Kab. Klaten / berbatasan dengan Kabupaten Boyolali // Di sebelah barat kecamatan ini sudah masuk daerah pegunungan menuju Gunung Merapi // Sebagian besar penduduk Kecamatan Tulung berprofesi sebagai petani // Namun / ada beberapa desa yang sebagian besar penduduknya / berprofesi menjadi pengusaha tepung aren yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan mie bihun // Industri tepung aren ini terletak di Kel. Pucang Miliran dan Kel. Dalemen / sehingga untuk pengendalian limbah industri rumah tangga pun belum teratasi dengan baik // Salah satu industri rumah tangga yang menghasilkan banyak limbah / adalah industri pengolahan mie sohun //
Aktifitas dikawasan home industri, dan limbah soun
Instrument, Banyaknya limbah yang dihasilkan dari pengolahan sohun tersebut menimbulkan pencemaran lingkungan // Salah satunya adalah limbah padat atau yang sering kali disebut dengan sampah // Sampah yang tidak memiliki nilai ekonomis ini / coba dimanfaatkan oleh petani jamur merang agar memiliki nilai guna / serta untuk mengurangi pencemaran lingkungan // Dengan memanfaatkan limbah padat tersebut / dapat tumbuh
jamur merang karena jamur merang sendiri dapat tumbuh baik di limbah industri rumah tangga / maupun di limbah pertanian //
Insert hamparan jamur merang
Instrument, jamur merang / merupakan  jamur yang tumbuh di daerah tropis / dan subtropis // dengan kelembapan serta suhu yang cukup tinggi yaitu antara Tiga puluh derajat celsius sampai Empat puluh derajat celsius //
Wawancara petani jamur merang
Original audio “alasan menggunakan limbah sohun”
Proses pembuatan jamur merang
Instrument, vo dari wawancara petani yang menjelaskan proses tanam jamur.
Kegiatan kelompok tani jamur
instrument
Wawancara tokoh masyarakat sekitar
Original audio, “pendapat mengenai pemanfaatan limbah sebagai media tanam jamur merang”
Proses panen dan pendistribusian jamur merang
Original audio, vo dari wawancara yang menjelaskan panen dan penjualan jamur
Closing, credit title
Instrument



Dilema 5 Hari Sekolah

Pendidikan
DSC07443.JPGDilema 5 Hari Sekolah
SURAKARTA, Program 5 hari sekolah yang akan diterapkan mulai tahun ajaran baru 2017/2018, mendapat respon yang kurang posisitif dari sekolah. Dengan alasan beban peserta didik akan menjadi lebih berat, karena dalam satu hari peserta didik harus menerima materi dari pukul 07.00-16.00  atau kurang lebih selama 10 jam per hari.
Ditambah lagi dengan ekstrakulikuler yang wajib diikuti oleh para siswa yang harus ditempatkan dihari sabtu, sehingga hari sekolah tetap 6 hari dikarenakan hari sabtu digunakan untuk ekstra. Seperti halnya yang SMK  N 7 Surakarta yang sudah menerapkan program 5 hari sekolah sejak semester dua tahun ajaran 2016/2017. “ jadi sebenarnya anak-anak itu masih enam hari sekolah, bedanya yang satu hari itu tidak pelajaran cuman ekstra” tutur Inti bgian Kurikulum SMK N 7 Surakarta. Jadi menjadi polemik tersendiri bagi Sekolah Menengah Kejuruan karena jam pembelajaran efektif 51 jam dalam satu minggu. Setelah satu semester diterapkan ternyata menimbulkan dilemma tersendiri bagi siswa dan guru “kalau materi pembelajaran sampai sorekan mereka juga sudah lelah” tutur Inti. Sehingga pihak sekolah harus menyesuaikan untuk jadwal pembelajaran agar semua materi tetap tersampaikan dengan maksimal.
“senengnya kalau sabtu kita bisa libur” kata farah salah seorang murud SMK N 7 Surakarta. Mengenai manfaat dari program 5 hari sekolah sendiri untuk saat ini belum terlihat. Melihat belum adanya kenaikan prestasi dari siswa siswi sendiri sehingga masih menjadi dilema. (Sri Mulyati),